[Review] Asobi Asobase

Kalau sebelumnya kalian pernah menonton anime Danshi Koukousei no Nichijoubisa dibilang kalau anime Asobi Asobase ini semacam spin off versi ceweknya, entah dari latar ceritanya, desain karakter yang urakan, hubungan antar karakter, hingga alur cerita yang suka sein kiri belok kanan mampu memberikan atmosfer Déjà vu yang cukup kental, (kalau pernah nonton DKNN)

Asobi Asobase bercerita tentang tiga karakter cewek yang masing-masing memiliki latar belakang anti mainstream namun dipersatukan oleh ikatan batin, Honda Hanako, putri dari keluarga sultan dan selalu mendapat nilai tinggi saat ujian dengan sistem kubut semalam; Olivia, Bule gadungan yang memanfaatkan Honda Hanako demi memuaskan nafsu pribadi; dan Nomura Kasumi, yang juga selalu mendapat nilai tinggi saat ujian kecuali dalam mapel bahasa inggris, (semoga kalian paham apa hubungannya dengan bule gadungan tadi)

Berfokus pada hiburan yang unfaedah

Sesuai judulnya, Asobi Asobase: Workshop Of Fun, menjadikan serangkaian permainan jadi fokus utama anime ini, bahkan beberapa diantaranya pasti pernah kalian mainkan atau setidaknya pernah lihat, dan seperti anime genre slice of life dan komedi pada umumnya, premis lama masih bisa ditemukan walaupun jumlahnya cukup sedikit, saya sendiri merasa cukup segar dengan konsep cerita yang dihadirkan, lumayanlah untuk masuk dalam jajaran favorit para pemirsa 

Lebih greget kalau pake jangka

Anime ini berhasil menjadi seri dengan pembukaan yang cukup kuat pada musimnya, cocok jika ingin sedikit menenangkan diri dari keseharian yang melelahkan, jalan ceritanya cukup santai, namun berbanding terbalik dengan lagu endingnya.

Interaksi Konyol Antar Para Karakter

Ketiga cewek yang jadi fokus cerita membuat perkumpulan yang berbentuk klub hiburan, namun tidak jelas apa tujuan dan kegiatan dibentuknya klub itu, mereka juga punya maksud yang berbeda-beda kenapa ingin masuk ke klub gak guna itu, karena berbeda pandangan hidup, kesalahpaman dan interaksi yang menjadi-jadi membuat serangkaian permasalahan yang tak kunjung usai, meskipun begitu, mereka selalu menemukan mufakat dari setiap kekonyolah mereka.

Tidak ada yang normal dari semua karakter yang pernah muncul di seri ini, entah itu dari segi fisik maupun mental, dan ajaibnya mereka semua berada di satu sekolah yang sama.

Cara mengatasi hidung tersumbat

Honda Hanako yang merupakan anak dari keluarga super kaya namun sableng luar biasa, Olivia dengan paras anggun mempesona namun punya bau ketek yang setara limbah industri, dan Nomura, Kasumi yang… eh, mungkin yang satu ini agak normal kalau saja dia tidak terlalu fanatik sama hubungan antar batang, bukan hanya para tokoh utama, karakter pendukung sampai figuran yang juga sableng bukan main, pada akhirnya memang gak ada yang normal dari seri ini.

Terutama si Maeda yang memiliki senjata “Shogi” mematikan dari tubuh bagian bawah.

Sebuah Konsep Sederhana Yang Memikat

Dari segi visual, secara keseluruhan sih saya rasa normal-normal saja, hanya saja terdapat penekanan khusus pada ekspresi wajah yang tampak terpanggang pada suhu ribuan fahrenheit, di episode pertama, studio Lerche berhasil menghadirkan kesan komedi yang cukup absurd, dan layaknya anime dengan fokus komedi, desain-desain karakter yang dihadirkan memiliki ciri khas masing masing untuk ditertawakan

Tema komedi dibalut sekolah memang sudah sangat menjamur, tapi Asobi Asobase memiliki kekuatan dibalik kesederhanaan cerita tanpa fanservice berlebihan, meskipun gainaxing masih saja bisa ditemukan dalam seri ini, bukan berarti fanservice sangat kurang, tapi masih dalam batas wajar untuk keperluan cuci mata, Oh ya, opening asobi asobase terbilang cukup kreatif, karena tidak menggamarkan sedikitpun jalan cetitanya.

Verdict: Tertawalah Sebelum Tertawa itu Dilarang

Saya sering kali memberi penekanan pada kekonyolan untuk menggambarkan kisah komedi tiga sekawan dalam anime ini, cukup mirip dengan Danshi Koukousei no Nichijou seperti yang dibahas pada awal artikel. Sepanjang Asobi Asobase tayang sebanyak 12 episode, ada banyak permainan yang ingin saya praktekkan di kehidupan nyata.

Ekspresi lu ketika?

Sebenarnya saya cukup penasaran dengan sekolah cowok di sebelah sekolah cewek yang menjadi latar anime ini, apa mungkin Tadakuni dan kawan-kawan ada di sana?

Kaptain

Adaptasi yang ketolong banget berkat staf veteran komedi semacam Seiji Kishi dan seiyuu baru yang punya delivery bagus. Kelebihan seri ini itu kemampuannya buat punya kontinuitas yang bagus, baik lewat throwaway joke yang jadi penting banget di episode selanjutnya maupun karakter “latar” yang tiba-tiba aja jadi penting banget.

Musim panas kemarin itu banyak komedi yang berkualitas, dan seri ini punya posisi sebagai komedi yang paling urakan dan brutal walaupun fokusnya itu di siswi SMP. Grand Blue emang ngelibatin mahasiswa yang livernya dah pada copot semua, namun saya nggak yakin seri tersebut ngelibatin joke di mana tulang seluruh badan remuk semua.

The post [Review] Asobi Asobase appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.



from WordPress https://ift.tt/2PDsbUh